sore ini di perjalananku menuju kampung halaman aku melihat sebuah kebiasaan masyarakat Indonesia yang membuatku sedikit berfikir. Hal ini diawali saat aq melihat seorang ibu dan 2 orang anaknya yang masih kecil-kecil duduk di ujung kursi dalam sebuah angkot. si adik (cewek) duduk di pangkuan sang ibu. dan sang kakak (cowok) duduk di samping sang ibu..
sekilas kulihat wajah kedua anak itu.. matanya seperti ingin sekali menutup, menandakan ngantuk yang teramat..
dan ternyata benar,, si adik langsung tertidur di pangkuan sang ibu.. sedang sang kakak melihat sang ibu dan berkata,
bu,,aku ngantuk,,
dan dengan senyuman khas seorang ibu,,sang ibu berkata,,
jangan dulu ya le,,ini sudah dekat tempat tujuan,,tahan dulu ya..
lalu sang kakak yang diamani sebuah tas besar didepannya hanya mengangguk terdiam.. lalu sang kakak mengarahkan mukanya ke jendela,,sepertinya ia ingin melupakan rasa ngantuknya dengan melihat pemandangan yang ada. pada saat mukanya menghadap ke jendela,,angin sepoi-sepoi menyambut wajah sang kakak yang membuat mata sang kakak semakin tergoda untuk menutup katup mata itu. tak ayal,,sang kakak sempat menutup mata untuk beberapa saat,, lalu tiba-tiba sang kakak terbangun lalu menggelang2kan wajahnya dan membelalakkan matanya... sang ibu melihat kelakuan anaknya itu dan berkata
ini sudah sampai kapas krampung nak,,bentar lagi ya..jangan tidur dulu,,tahan dulu,,sebentar lagi sampai..
mendengar perkataan ibunya,bocah 6 tahunan itu mengangguk pelan lalu mendekap tas besar yang berukuran hampir 2 kali lebar badannya. lalu mengalihkan perhatian pada jalan yang dilalui,, lalu sesekali dia menutup mata,,namun dengan cepat dia membukanya lagi,menggeleng-gelengkan kepala,,dan membelalakkan mata... dan tak lupa sang ibu juga selalu memberi support pada nak lelakinya ini
sebentar lagi nak,,sudah dekat,,tahan sebentar ya...
berulang ulang sang ibu bicara seperti itu.sang kakak menanggapi perkataan ibunya dengan sekali -sekali dia terbangun dari lelapnya,,lalu terpejam lagi matanya..
lihat nak,,itu ada penjual terompet...
lalu sang anak terbanguntiba-tiba dan berkata
mana bu?
sang ibu menanggapi
itu lho nak,,di pinggir jalan,,lihat bagus2 terompetnya,,bentar lagi kan tahu baru...
namun,mata bocah itu rupanya sudah tidak kuasa,,akhirnya bocah itu terlelap,,sang ibu melihat wajah anak lelakinya itu dengan sedikit senyum simpul yang nyaris tak terlihat..
namun polisi tidur yang dilewati angkot ini membuat sang kakak terbangun dari tidurnya,,lalu dia menyeka wajahnya,,mengantisipasi adan air liur yang keluar dari mulutnya....
udah dekat kan bu??
tanya anak itu sambil memeluk erat tas amanah yang ada di hadapannya,,
dan sang ibu tersenyum mendengar pertanyaan anaknya,
iya,,sudah dekat nak,,ini kita ngelewati GOR...
dan sang anak berkata
waaahhh,,tempatnya pemain bola ya bu,,,??
sang ibu tersenyum kembali mendengarnya
garuda di dadaku..
garuda .....
lalu anak ini terdiam,,sepertinya dia lupa lirik selanjutnya
dan sang ibu tiba-tiba dengan suara yang pelan ikut bernyanyi
...kebanggaanku
lalu sang anak juga ikut kembali bernyanyi
kuyakin hari ini pasti menang
lalu sang ibu membelai kepala bocah itu..
ayo nak,,siap-siap,,sebentar lagi kita turun,,tolong carikan sandal adek juga ya
lalu dengan masih setengah nyawa dia mencari sandal adiknya. lalu sang ibu membangunkan si adik dari tidurnya. lalu sang kakak membantu ibunya memasangkan sandal milik adiknya yang berumur sekitar 4 atau 5 tahunan.. lalu tak lama ibu dan anaknya turun.. dan sang kakak juga turun dengan mendekap tas amanahnya tersebut
sempat terbersit dalam hatiku,,
kenapa si adik diperbolehkan tidur sedangkan sang kakak tidak??
mungkin jawabannya karena dia kakak
kenapa sang kakak yang disuruh membawa tas yang besar itu???
mungkin jawabannya karena dia laki-laki
dan kenapa sang kakak tidak iri??
mungkin karena kakak akan selalu ikhlas
ckenapa sang ibu berbuat seperti ini??
mungkin jawabannya karena ia ingi menanamkan rasa tanggung jawab pada sang kakak
karena inilah pengkaderan sesungguhnya,,dari seorang ibu ke anaknya
saya bukan penulis yang baik,,namun saya hanya ingin membagi hasil pemikiranku setelah berkaca pada kisah ini, bahwa sampai tua nanti bukan hanya jasa orang tua saja yang tak bisa kubalas,,tapi juga jasa ketiga kakakku yang juga merawatku selama ini.
bersyukurlah anda sebagai kakak yang secara tidak langsung mendapat pahala dengan membantu orang tua merawat adik. mungkin saja saya iri karena saya dilahirkan tidak sebagai kakak
bersyukurlah anda yang sebagai laki-laki yang secara tidak langsung mendapat pahala karena etika seorang laki-laki pada seorang perempuan. mungkin saya iri karena saya dilahirkan tdak sebagai laki-laki
dan kenapa sang kakak tidak iri??
mungkin karena kakak akan selalu ikhlas